ilustrasi |
Ketua Pengurus PPL Lamongan, Agus Suyanto, Kamis (28/6/2018), mengatakan PPL ini ditujukan untuk memuliakan orang tua dengan mendekatkan pada kegiatan keagamaan.
"Kami ingin, para lansia di Lamongan bisa menikmati hari tua dengan senang dan nyaman, " kata Agus yang juga Kepala Inspektorat Lamongan.
Para lansia bisa beribadah dengan khusuk dan selalu mendapatkan tambahan ilmu agama. Upaya membangun PPL direstui Bupati Lamongan, Fadeli.
Keberadaan PPL ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas, asal status keluarganya jelas dan tanggung jawab.
"Kami buka untuk umum, khususnya lansia dari keluarga kurang mampu," ungkapnya.
Selain itu, lansia yang dipondokkan tetap ada perhatian dari keluarganya. Model pembelajaran di ponpes ini, menurut Agus, tidak hanya fisik dalam arti kesehatan.
Tetapi pembinaan keagamaan menuju masa depan, khususnya tentang urusan akhirat.
Usia 55 sampai 60 tahun, jelas Agus, yang dibutuhkan adalah pelayanan pendidikan keagamaan dan mental spiritual.
Selama ini, lanjutnya, banyak anak terhadap orang tua sudah merasa benar cara merawatnya yang hanya dengan memenuhi kebutuhan jasmani.
"Namun, di sisi lain orang tua tidak diberikan kesempatan untuk menghidupkan hatinya dengan kegiatan spiritual," jelasnya.
Dalam pembinaannya, salah satu pengasuh PPL, Sutaman, menambahkan penyelenggaraan PPL ini untuk memuliakan orangtua.
Selain diisi dengan kegiatan belajar keagamaan, para lansia juga dikembangkan potensinya dan
diajak untuk berkegiatan yang menyenangkan.
Gedung PPL ini ada 10 kamar yang hampir selesai pembangunannya. Ada musala dan segala fasilitas untuk kebutuhan PPL.
Sementara, pada angkatan pertama ini ada sebanyak 20 orang lansia yang didominasi laki-laki. Proses pembangunan lanjutan Ponpes ini dihadiri Bupati Fadeli. Sejumlah pengurus juga hadir, termasuk Kadis Pendidikan Lamongan, Adi Suwito (sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar