ilustrasi |
Pria yang akrab disapa CT itu mengatakan salah satu cara meningkatkan ekonomi umat Muslim melalui inovasi serta kreativitas generasi muda. Generasi muda bisa memanfaatkan ruang-ruang di Masjid untuk aktivitas ekonomi, misalnya mengembangkan startup dari Masjid.
"Era sekarang dikenal co-working space, kalau ada space bisa dibagi bersama untuk berbagi. Alangkah bagus kalau startup yang muncul, itu muncul dari masjid. Itu yang akan bisa bangkitkan ekonomi umat kita," kata CT dalam tausiah bertema Masjid Sebagai Pusat Ekonomi Ummat, di acara halalbihalal Dewan Masjid Indonesia (DMI) di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (6/7/2018).
"Bayangkan sekarang orang terkaya di dunia sudah mulai usahanya dari startup company. Ada yang paling kaya di dunia itu pemilik Amazon, Jeff Bezos, ifu dari startup company, begitu juga Microsoft, itu dari garasi. Bayangkan kalau nanti orang hebat di Indonesia lahir dari startup yang dibuat di Musala atau Surau atau Masjid," sambung CT.
Langkah selanjutnya, kata CT, agar umat Muslim bisa menang persaingan dalam hal ekonomi ialah menguasai ekosistem.
"Apa itu ekosistem, semua terkoneksi menjadi satu kesatuan dan bertransaksi antar mereka. Ada sebuah cerita yang saya ingin sharing terkait Nabi Muhammad di Madinah. Dalam alkisah diceritakan komoditas yang paling penting di Madinah zaman nabi itu, karena di sana gurun maka komoditas termahal adalah air," katanya.
Namun, kata CT, ternyata air tersebut bukan dikuasai umat Muslim dan harganya mahal. Kemudian, kata CT, ada satu orang Muslim yang bisa membeli 50% dari sumur tersebut untuk bisa dimanfaatkan juga oleh umat Muslim dan dikelola bergantian.
"Apa yang terjadi? Nabi perintahkan umat di satu hari itu ambil air sebanyak-banyaknya untuk cadangan dua hari. Akibatnya satu hari yang dimiliki Yahudi itu, tidak ada umat yang membeli air. Akhirnya Yahudi jual sumur tersebut ke sahabat nabi," kata dia.
"Ini adalah contoh yang baik kalau kita bisa manfaatkan ekosistem ini. Bayangkan kalau umat Muslim hanya transaksi dengan umat Muslim. Maka hampir 90% ekonomi Indonesia akan dikontrol oleh umat Muslim," sambungnya.
Yang terakhir, kata CT, ialah dukungan dari pemerintah untuk memajukan ekonomi umat Muslim. Dengan adanya dukungan itu, maka umat Muslim akan bisa lebih berkembang dalam perkembangan ekonomi.
"Kalau ada keberpihakan dari pemerintah. Yang kita minta keberpihakan pada pemerintah bukan tindakan diskriminatif. Karena Undang-Undang yang kita kenal tidak ada diskriminasi," kata dia.
"Oleh karena itu kita berharap pemerintah bisa berikan dukungan dalam bentuk policy, dalam bentuk keberpihakan lebih nyata untuk terjadinya ekonomi umat. Dan para ulama bisa berikan spirit agar umatnya bisa kerja lebih keras, untuk capai kebahagiaan keselmatan dunia akhirat," tuturnya.
Transmart Dukung Ekonomi Muslim
Untuk mendukung ekonomi umat, PT Trans Retail Indonesia atau Transmart bekerja sama dengan DMI mengembangkan sektor ritel untuk Muslim.
"Hari ini ada tandatangan, suatu kerja sama oleh DMI dengan Transmart, kami memiliki program yang namanya Antum. Itu artinya singkatan, itu singkatan adalah Aliansi Transmart untuk Umat. Kita ingin di setiap masjid itu memiliki minimarket sesuai dengan namanya masing-masing," kata CT.
"Kalau ada Masjid Al-Huda, maka boleh minimarketnya itu Al-Huda Mart. Bayangkan kalau seandainya ekosistem atau penduduk sekeliling minimarket itu beli, maka tidak akan ada mart-mart yang lain lagi. Yang ada hanyalah mart-mart milik umat. Nah ini adalah ekstra ekonomi ekosistem," sambungnya.
Nantinya kata CT, Transmart akan menyediakan barang untuk masyarakat. Dengan begitu, masyarakat Muslim bisa menjalankan kegiatan ekonomi tersebut.
"Jadi kalau ini bisa dilakukan ini akan baik. Transmart akan sediakan barang dan sistemnya silahkan transaksi dan ambil keuntungan sendiri. Hari ini beberapa kelompok umat telah mendirikan dan kita bantu, bahkan institusi TNI sudah dibantu. Contoh ada bikin Airfoce Mart dan sebagainya," kata dia.
"Ini adalah hal yang penting kalau coba kita bayangkan jumlah kita bertambah setiap tahun, pendapatan, penghasilan bertambah, maka dan kesejahteraan bertambah," tutur CT. (sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar